TELADAN BISNIS ALA RASULULLAH SAW
Kemandirian,
Entrepreneurship, Etika dan Strategi Bisnis; Teladan dari Rasulullah SAW.
Teladan dan contoh terbaik bagi manusia adalah Rasulullah
Muhammad SAW. Beliau adalah teladan hidup yang menyemai banyak kebaikan dalam
rangkaian keindahan hidup. Dari beliau juga bisa kita ambil teladan bagaimana
merintis, mengelola dan mengembangkan bisnis secara lurus dan bersih. Beliau
telah memancangkan tonggak teladan untuk meraih sukses menjadi entrepreneur
secara benar. Keteladanan yang akan senantiasa layak diikuti setiap generasi
dari semua generasi sekarang maupun yang akan datang.
Sayangnya seringkali kita kesulitan untuk mendapati
informasi tentang karir bisnis Rasulullah sang teladan. Kalaupun kita
mendapatinya seringkali terpotong-potong dalam berbagai kitab Shiroh. Terpadu
dalam rangkaian sejarah yang kompleks. Untuk itu kita memerlukan bahan yang
lebih ringakas untuk melihat tentag karir bisnisnya secara lebih jelas,
seperti:
1.
Bagaimana Rasulullah merintis
bisnisnya. Menyiapkan mentalitas dan karakter kepribadian yang kemudian mendukung kesuksesan
bisnisnya.
2.
Bagaimana ketekunan, kejelian dan
kesuksesan bisnis yang telah dijalankan oleh Rasulullah. Bagaimana kisah
menariknya. Bagaimana strategi pemasaran dan customer service-nya. Bagaimana
menghadapi kompetitor.
3.
Bagaimana pengalaman bisnis beliau.
Sejauh mana relasi dan pengalaman beliau dalam menekuni bisnis ini sehingga
sangat memahami permasalah bisnis. Yang kelak dikemudian hari ketika kenabian
itu turun, pemahaman ini menjadi sangat komprehensif untuk memberikan panduan
hadits yang digunakan sumber Fiqih Muammalat untuk memberikan framework berbisnis
secara syariah.
4.
Apa kiat-kiat kesuksesannya. Dan
bagaimana nasihat beliau untuk pebisnis modern agar sukses besar. Sukses bukan
hanya didunia saja. Tetapi beruntung didunia dan diakhirat.
Merintis Bisnis
Mengkaji pribadi beliau, kita akan mendapatkan jiwa
entrepreneurship beliau sudah dipupuk sejak dini. Allah mentarbiyah (mendidik)
kekuatan pribadinya sejak kecil dengan hidup dalam kondisi yatim-piatu. Beliau
memulai mengasah mentalitas wirusahanya dengan menjadi pengembala. Beliau
menjadi pengembala untuk orang-orang Mekkah di masa kanak-kanaknya. Dengan
menjadi pengembala beliau mendapatkan upah. Beliau mengembalakan biri-biri
orang Quraisy ketika masih terlalu muda ini guna meringankan sedikit beban yang
ditanggung oleh pamannya. Beliau ingin berpenghasilan dan bisa mandiri. Tidak
hendak berpangku tangan hanya sekedar bermain saja.
Sebagai anak muda yang jujur dan punya harga diri, beliau
sama sekali tidak suka berlama-lama menjadi tanggungan pamannya yang memiliki
beban keluarga besar. Beliau kemudian dalam usia mudanya melanjutkan menjadi
pebisnis dalam bidang perdagangan. Jiwa enterepreneurship-nya semakin kuat
karena sejak usia 12 tahun telah mengikuti perjalanan bisnis pamannya yang
meliputi; Syria, Jordan, dan Lebanon saat ini.
Muhammad melihat peluang bisnis sebagai sarana yang menarik
untuk mandiri. Hal ini setidaknya cukup dipengaruhi oleh kondisi yang
melingkupinya. Saat itu kondisi Mekkah yang paling berkembang adalah bisnis
perdagangan. Tanahnya yang kering sangat sulit untuk bercocok tanam. Kejelian
melihat peluang keuntungan terbesar pada sektor perdagangan kemudian membuatnya
menekuni bisnis perdagangan ini. Selain itu latar belakang keluarganya adalah
pebisnis yang sangat kuat dan sukses. Sebagaimana sejarah mencatat, empat orang
putera Abdul Manaf (kakek-kakeknya) adalah pemegang izin kunjungan dan jaminan
keamanan dari para penguasa dari negara-negara tetangga seperti Syiria, Irak,
Yaman dan Ethopia. Mereka dapat membawa kafilah-kafilah bisnisnya ke berbagai
negara tersebut secara aman dan lancar.
Selain itu, Muhammad dilahirkan pada masa kaum Quraisy
mencapai kejayaan dalam perdagangan. Sejak kecil beliau juga dirawat kakeknya
Abdul Muthalib yang juga pebisnis. Setelah kakeknya meninggal, Muhammad
kemudian tinggal bersama pamannya Abu Thalib yang berprofesi dalam bisnis
perdagangan pula.
Sebagai anak muda yang lembut hati, berazzam kuat dan
memiliki harga diri yang tinggi, beliau sama sekali tidak suka berlama-lama
menjadi tanggungan sang paman. Ketika menginjak semakin dewasa dan menyadari
bahwa pamannya memiliki beban berat keluarga besar yang harus diberi nafkah,
beliau mulai berdagang sendiri di Makkah. Profesi sebagai pebisnis ini dimulai
dalam sekala yang kecil dan bersifat pribadi. Beliau membeli barang-barang dari
satu pasar lalu menjualnya pada orang lain.
Muhammad adalah seorang pemuda miskin yang memulai bisnisnya
dari tahap awal. Terkadang bekerja untuk mendapatkan upah dan terkadang sebagai
agen untuk beberapa pebisnis kaya di kota Mekkah. Dalam mencari nafkah yang
halal beliau bekerja keras, sungguh-sungguh dan cermat menggeluti profesi
bisnis ini yang tentunya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi juga
membangun reputasi dimata para pemodal, relasi dan pelanggan.
Beliau juga telah memasuki kerjasama bisnis bersama dengan
beberapa orang. Sebagai pribadi yang dikenal jujur (shidiq) dan terpercaya
(amin) oleh masyarakat, beliau memiliki kesempatan untuk mengembangkan
bisnisnya dengan menjalankan modal orang lain. Diantaranya menerima modal dari
para janda dan anak yatim dengan sistem upah maupun bagi hasil.
Beliau juga pernah bermitra dengan Saib ibnu Ali yang pernah
menyatakan dan mengakui bahwa Muhammad adalah mitranya dalam berdagang dan
selalu lurus dalam perhitungan-perhitungannya. Salah satu dari mitra pemodal
lainnya adalah Khadijah, salah seorang konglomerat kaya di masa itu.
Muhammad menjalankan kontrak syirkah (kerjasama) dengan
sistem upah maupun bagi hasil (mudharabah) dengan Khadijah. Kadang-kadang dalam
kontraknya Muhammad sebagai pengelola (mudharib) dan Khadijah sebagai sleeping
partner(shahibul maal) dan sama-sama berbagi atas keuntungan maupun kerugian.
Terkadang pula Muhammad menjadi pebisnis yang digaji/medapatkan upah untuk
mengelola barang dagangan Khadijah. Diantaranya Khadijah pernah mempercayakan
kepadanya modal untuk bertolak ke Syiria.
Dalam masa usia 17 hingga sekitar 20 tahun adalah masa
tersulit dalam perjalanan bisnis Muhammad karena beliau harus mandiri dan
bersaing dengan pemain-pemain senior dalam perdagangan regional.
Muhammad kemudian banyak melakukan perjalanan-pejalanan bisnis dengan modal
Khadijah ini. Beliaupun telah sering mengunjungi Bahrain dalam rangkaian
lawatan bisnis. Beliau adalah seorang saudagar ulung. Beliau pernah mendapatkan
imbalan seekor unta muda untuk setiap kali perjalanan ke kota-kota dagang di
sekitar Yaman. Sebuah Hadits juga menjelasakan, diriwayatkan oleh adz-Dzahabi
dari Nabi saya telah melakukan dua kali perjalanan dagang untuk Khadijah dan
mendapat upah dua ekor unta betina dewasa (Jami ash-Shagir).
Ketekunan dan kesungguhan beliau dalam berbisnis juga sangat
menonjol. Beliau pernah menunggu pembelinya, Abdullah bin Abdul Hamzah selama
tiga hari. Abdullah bin Abdul Hamzah mengatakan: Aku telah membeli sesuatu dari
Nabi sebelum beliau menerima tugas kenabian, dan karena masih ada suatu urusan
dengannya maka menjanjikan untuk mengantarkan padanya, tetapi aku lupa. Ketika
teringat tiga hari kemudian, aku pun pergi ke tempat tersebut dan menemukan
Nabi masih berada disana. Nabi berkata, “Engkau telah membuatku resah, aku
berada di sini selama tiga hari menunggumu (HR. Abu Dawud). Sebuah kesabaran
dan pengorbanan yang luar biasa untuk tidak membuat relasi atau pelanggan
(customer) kecewa. Tidak pula lantas marah, kecuali hanya menyampaikan bahwa
telah menunggu tiga hari.
Kecerdasan Bisnis beliau sangat teruji. Beliau pernah ketika
menjual barang dagangan di pasar-pasar Busra meraih keuntungan dua kali lipat
dibanding pebisnis-pebisnis yang lain. Ketika Khadijah mendapatinya dengan
keuntungan yang sangat besar yang belum pernah diraih siapapun sebelumnya maka
Khadijah memberikan keuntungan yang lebih besar daripada yang telah mereka
berdua sepakati sebelumnya.
Kecerdikan dalam berbisnis dan penguasaannya tehadap pasar
juga sangat luar biasa. Pada suatu waktu Muhammad diminta membawa dagangan
milik Siti Khadijah. Muhammad dikenal sebagai orang yang jujur dalam segala
hal, sehingga digelari Al-Amin (orang yang paling dapat dipercaya). Hal itu pun
diterapkan dalam berbisnis. Para pebisnis Quraisy Mekkah tidak suka kepada
Muhammad yang jujur dalam berdagang ini. Bagi mereka, dagang ya dagang, jujur
ya jujur. Mereka berpandangan tidak bisa kedua hal itu dipadukan. Akhirnya
mereka membuat rencana untuk membangkrutkan Muhammad. Ketika rombongan pedagang
Mekkah itu membawa barang dagangan ke Syam (sekarang dikenal dengan nama Suriah),
mereka sengaja menjatuhkan harga. Muhammad tidak mau melakukannya, karena yang
dia bawa adalah dagangan milik Siti Khadijah, bukan miliknya sendiri. Beliau
harus amanah.
Selain itu, beliau telah sangat memahami kondisi pasar saat
itu bahwa jumlah permintaan (demand) jauh lebih tinggi dari jumlah penawaran
(suplay). Beliau memahami seluruh barang pasti akan terjual karena permintaan
lebih tinggi dari jumlah barang yang tersedia. Karena itu, bila barang dagangan
para saudagar Quraisy itu habis, pasti konsumen akan tetap mencari barang
tersebut. Benar saja, ketika dagangan yang harganya dibanting itu habis, maka
masyarakat akhirnya membeli barang-barang kepada Muhammad dengan harga normal.
Ketika rombongan pedagang itu pulang, Mekkah pun gempar. Semua pedagang rugi,
kecuali Muhammad yang untung besar. Inilah contoh kejelian melihat,
menganalisis, dan memahami pasar serta keberkahan dari sikap jujur dan amanah.
Ini juga merupakan bukti kemampuan merespon strategi pesaing secara jernih.
Karier bisnis Muhammad semakin kuat dalam usia 25 tahun.
Usia ini merupakan titik keemasan entrepreneurship Muhammad setelah mendapatkan
back-up financial yang lebih mapan dari sang Istri Khadijah yang telah
dinikahi. Tak heran dari kesuksesan bisnisnya kalau kemudian maskawin yang
beliau serahkan ketika pernikahan juga sangat besar pada waktu itu. Maskawinnya
adalah 20 ekor unta muda. Hal ini merupakan bukti keberhasilan beliau sebagai
pebisnis. Sejarah juga telah mencatatkan bahwa beliaulah pribadi yang pernah
ber-Qurban dalam jumlah yang sangat besar. Mengurbankan 100 Unta secara
pribadi. Kalau kita hitung kasar saja, satu ekor untuk sekarang berkisar Rp
7-10 Juta. Berarti Qurban beliau senilai Rp 700 juta s/d 1 milyar-an. Jumlah
yang sangat besar untuk Qurban dari seorang pribadi pada sepanjang sejarah
peradaban.
Setelah menikah dengan Khadijah, beliau tetap melangsungkan
bisnis perdagangan seperti biasa. Membawa dagangannya ke berbagai daerah di
semenanjung Arabia dan negeri-negeri perbatasan Yaman, Bahrain, Irak dan Syiria.
Namun sekarang ia bertindak sebagai manajer sekaligus mitra usaha istrinya.
Pengalaman Bisnis
Muhammad dengan ketekunan dan kesungguhanya kemungkinan besar telah mengunjungi pusat-pusat bisnis perdagangan yang terkenal di Arabia berulangkali. Beliau juga bertemu dengan konglomerat dari berbagai wilayah. Pusat-pusat bisnis perdagangan di Arabia yang terkenal diantaranya; Pertama, Fumatul Jandal: pusat bisni yang terkenal ini terletak di ujung utara Hijaz di dekat perbatasan Syiria waktu itu. Pekan bisnis diadakan setiap tahun pada awal bulan Rabiul Awwal di tempat ini. Saat seperti itu para pebisnis dari jauh dan dekat berdatangan ke tempat tersebut. Pasar ini berlangsung hingga akhir pekan.
Muhammad dengan ketekunan dan kesungguhanya kemungkinan besar telah mengunjungi pusat-pusat bisnis perdagangan yang terkenal di Arabia berulangkali. Beliau juga bertemu dengan konglomerat dari berbagai wilayah. Pusat-pusat bisnis perdagangan di Arabia yang terkenal diantaranya; Pertama, Fumatul Jandal: pusat bisni yang terkenal ini terletak di ujung utara Hijaz di dekat perbatasan Syiria waktu itu. Pekan bisnis diadakan setiap tahun pada awal bulan Rabiul Awwal di tempat ini. Saat seperti itu para pebisnis dari jauh dan dekat berdatangan ke tempat tersebut. Pasar ini berlangsung hingga akhir pekan.
Kedua, Mushaqqar: tempat pekan bisnis ini pada sebuah kota
yang terkenal di Hijar (Bahrain) mulai awal Jumadil Awwal. Berlangsung sebulan
penuh. Ketiga, Suhar: ini adalah sebuah kota di Oman. Pekan bisnis ini
berlangsung selama lima hari pada bulan Rajab. Keempat, Dabba: ini adalah salah
satu dari dua kota pelabuhan Oman. Para pebisnis dari daerah Sind, Hind
(India), Cina dan banyak negara-negara timur lainnya datang ketempat ini untuk
berbisnis.
Kelima, Shihr (Maharah): sebuah kota yang terletak disebelah
pantai laut Arabia, antara Aden dan Oman. Kota ini terkenal dengan parfumnya
yang wangi. Pekan bisnis ini dilangsungkan sejak awal hingga pertengahan bulan
Syaban. Keenam, Aden: pekan bisnis di Aden diadakan mulai tanggal satu hingga
sepuluh Ramadhan. Banyak pebisnis dari timur dan selatan berdatangan untuk
berbisnis. Ketujuh, Sana: ibukota Yaman. Pekan bisnis diadakan mulai tanggal
sepuluh hingga akhir Ramadhan. Kedelapan, Rabiyah: nama sebuah kota di
Hadramaut. Pasar bisnis ini diadakan mulai tanggal lima belas Dzulqadah dalam
waktu satu bulan.
Kesembilan, Ukaz: nama sebuah tempat diujung Najd (dekat
Thaif). Pasar bisnis ini bersamaan dengan pasar yang berada di Hadramaut. Pasar
ini melebihi pasar-pasar lain dalam hal kemegahan fasilitas bisnis, omzet transaksi
bisnisnya dan peserta bisnis dari berbagai wilayah. Pasar ini banyak dikunjungi
pebisnis dari suku-suku Hawazin, Ghatafan, Aslam, Ahabish, Adl, ad-Dish,
al-Haya, al-Mustaliq dan Quraisy.
Kesepuluh, Dul Majaz: terletak didekat Ukaz (antara Ukaz dan
Makah), dan pasar bisnis diadakan pada tangal satu hingga tanggal tujuh bulan
Dzul-Hijjah. Kesebelas, Mina: pasar bisnis berlangsung selama musim Haji (dekat
Mekkah). Keduabelas, Nazat: terletak diwilayah Khaibar mulai tanggal sepuluh
sampai akhir bulan Muharam. Ketigabelas, Hijr: adalah nama sebuah kota di
Yamamah dimana pasar bisnis bersamaan dengan Nazat. Terakhir, pasar yang
terletak diluar semenajung Arabia yang sering didatangi Muhammad adalah Busra
(Syiria). Praktis beliau telah mengunjunggi daerah-daerah di Arabia Utara,
Selatan, Timur dan Barat untuk berbisnis. Sebuah kerja keras yang luar biasa.
Sehingga memiliki pengalaman berbisnis yang sangat banyak. Berinteraksi dan
berkompetisi dengan pebisnis regional dan pebisnis dari negari-negari timur jauh
serta dari wilayah-wilayah lainnya.
Beliau mulai mengurangi aktivitas bisnis ketika sudah
berusia 37-an dan terutama sesudah datangnya Nubuwah (kenabian). Meski demikian
naluri kebiasaan dan penghargaan terhadap bisnis masih tetap tinggi. Beliau tetap
pernah beraktivitas bisnis. Anas meriwayatkan bahwa Nabi pernah menawarkan
sebuah kain pelana dan bejana untuk minum seraya mengatakan, “Siapa yang ingin
membeli kain pelana dan bejana air minum? Seorang laki-laki menawarnya seharga satu
dirham, dan Nabi menanyakan apakah ada orang yang akan membayar lebih mahal.
Seorang laki-laki menawar padanya dengan harga dua dirham, dan beliapun menjual
barang tersebut padanya (HR. Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Bisnis dan perdagangan termasuk dalam kegiatan manusia yang terpenting. Bisnis
dan perdagangan diperlukan karena tidak ada seorangpun yang dapat hidup dengan
sempurna, mampu menyediakan segala keperluan dan tuntutan hidupnya sendiri
tanpa melibatkan orang lain. Oleh karena itu manusia saling memerlukan,
bekerjasama dan saling tolong menolong.
Islam mendorong ummatnya berusaha mencari rezeki supaya
kehidupan mereka menjadi baik dan menyenangkan. Allah SWT menjadikan langit,
bumi, laut dan apa saja untuk kepentingan dan manfaat manusia. Manusia
hendaklah mencari rezeki yang halal. Firman Allah dalam surah An-Naba (78):
10-11 :
“Dan Kami jadikan
malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk penghidupan. Dalam ayat itu
Allah mengajarkan keseimbangan antara mencari rezeki untuk kehidupan dan
beristirahat (leisure). Malam hari untuk beristirahat dan mengumpulkan tenaga
dan siang hari bekerja mencurahkan tenaga, berbisnis berdagang untuk mencari
rezeki.
Aisyah pernah meriwayatkan bahwa Rasululah bersabda “Hal-hal
yan paling menyenangkan yang engkau nikmati adalah yang datang dari hasil
tanganmu sendiri, anak-anakmu berasal dari apa yang engkau hasilkan (HR.
Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah). Nabi juga bersabda, “Berusaha mendapatkan
nafkah yang halal adalah kewajiban disamping tugas-tugas lainnya yang telah
diwajibkan (HR. Baihaqi).
Beliaupun memberikan nasihat untuk kita yang bisa senantiasa
menjadi motivasi dan perlu diamalkan. Rafi bin Judaij berkata bahwa “Rasulullah
saw ketika ditanya, usaha apakah yang paling baik? Rasul menjawab: yaitu usaha
seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang baik (HR. Hakim).
Usaha dengan tangan sendiri bisa dalam bentuk aktivitas jasa, produksi,
pertanian, perikanan maupun yang lain. Sedang jual beli adalah aktivitas bisnis
peniagaan barang dan jasa.
Dalam beberapa hadist Rasulullah SAW memberikan dorongan
kepada ummatnya untuk mencari rezeki dengan berusaha dan berdagang. Rasulullah
sendiri adalah contoh seorang pedagang yang sukses. Ketika masih kecil beliau
telah menemani pamannya Abu Thalib berdagang ke Syam. Detelah memasuki usia
dewasa bahkan beliau sendiri menjalankan bisnis milik Siti Khadijah ke Syam dan
kembali dengan keuntungan yang besar. Ini adalah bukti kemampuan, kepercayaan
dan amanah beliau sebagai pedagang. Rasulullah SAW bersabda : “Pedagang yang
amanah dan benar akan bersama dengan para syuhada di hari qiyamat nanti (HR.
Ibnu Majah dan al-Hakim).
Muhammad -yang menjadi pedagang sejak usia muda- mempunyai
empat kiat sukses berbisnis. Yakni, sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya),
fatonah (cerdas, cerdik, memahami manajemen dan strategi bisnis), dan tabligh
(kemampuan komunikasi dan meyakinkan relasi atau pembeli). Bila keempat sifat
atau kiat ini ada pada seorang pebisnis, insya Allah dia akan berhasil. Ini
merupakan karakter bisnis yang Islami. Namun, bisa pula diterapkan oleh siapa
pun, sebab ajaran Islam itu bersifat universal.
Muhammad telah melakukan transaksi-transaksi perdagangannya
secara jujur, adil dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh atau kecewa.
Ia selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar
kualitas sesuai permintaan pelanggan. Reputasinya sebagai pedagang yang benar-benar
jujur telah tertanam sejak muda. Ia selalu memperlihatkan rasa tangungjawabnya
terhadap setiap transakasi yang dilakukan. Lebih dari itu, Muhammad juga
meletakkan prinsip-prinsip dasar dalam melakukan transaksi dagang secara adil
(Afzalurrahman, 1996).
Nasihat-nasihat beliau bisa dijadikan sebagai moralitas baru
yang akan membingkai aktivitas para pebisnis hari ini. Muhammad sangat sopan
dan baik hati dalam melakuan transaksi binis perdagangan. Selain itu beliau
juga menasehati para sahabatnya untuk bersikap yang sama kapan saja dan dengan
siapa saja mereka melakukan transaksi. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah
berkata, “Rahmat Allah atas orang yang berbaik hati ketika ia menjual dan
membeli, dan ketika ia membuat keputusan (HR. Bukhori). Dalam kesempatan yang
lain Abu Said meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata “Saudagar yang jujur dan
dapat dipercaya akan dimasukan dalam golongan para Nabi, Shiddiqien dan Syuhada
(HR. Tirmidzi). Dan banyak lagi ajaran yang menjadi framework kita dalam
berbisnis yang perlu dikaji lebih jauh.
Beliau telah menyampaikan risalah Islam yang lurus. Risalah
yang mendukung pengumpulan kekayaan asal dilakukan sesuai dengan ketentuan
syariah. Sebaliknya Islam juga sangat mencela pengumpulan kekayaan secara
berlebihan yang cenderung mengabaikan batas-batas dan tuntunan-tuntunan syariah
itu sendiri. Agama Islam membolehkan bahkan menganjurkan setiap orang untuk
mencari dan mengumpulkan kekayaan dengan cara-cara yang halal dan
menafkahkannya dengan penuh tanggungjawab dalam koridor pengaturan syariah
dalam pengeluaran. Wallahualam bishawab.
Keyword: cara berdagang
rasulullah, bisnis ala rasulullah, cara rasulullah berdagang, cara dagang
rasulullah, berdagang ala rasulullah, teknik dagang, Bisnis ala rosul, dagang
ala rasulullah, bisnis ala islam, Tehnik dagang, dagang ala nabi, berdagang
cara rasulullah, strategi berdagang rasulullah, Bisnis ala nabi, bisnis ala
rosulullah, cara rasulullah mencari nafkah, berbisnis ala Rasulullah, cara dagang
nabi, cara berdagang ala rasulullah, cara rasul berdagang, teknik berdagang,
dagang ala rasul, cara nabi berdagang, strategi berdagang, bisnis ala rasul,
cara nabi muhammad mencari nafkah, hadist tentang bisnis, cara berdagang
rasulullah saw, bisnis ala rosululloh, cara dagang rasul
Komentar
Posting Komentar